Pengembangan Bambu di CDK IV Prov Jawa Barat
Pengembangan Bambu di Kabupaten Cianjur
Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK)
yang mempunyai potensi besar untuk mengganti/mengurangi bagi
industri berbasis bahan kayu. Pengurangan penggunaan kayu sebagai bahan baku
dapat meningkatkan kualitas lingkungan hutan dan kualitas kayu secara tidak
langsung. Bambu juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber makanan,
terutama untuk tunas bambu/rebung.
Keanekaragaman jenis bambu di Indonesia cukup dibanggakan
karena 10 % dari jenis bambu yang ada di dunia ada di Indonesia sekitar 104
jenis dari 1250 jenis bambu
Budidaya bambu mudah untuk dilakukan salah satunya dengan
penanaman yang dilakukan dapat digunakan/dipanen berkali-kali tanpa
menghilangkan seluruh tegakan rumpunnya.
Pada tahun 2015
Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV bekerja sama dengan kelompok tani yang
berlokasi di dua desa dan dua kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur
melakukan pengembang bambu, lokasi yang pengembangan bambu berada di
Desa Sukakerta Kec Kadupandak dan Desa Sukaratu Kecamatan
Bojongpicung, yang luasan awal penanaman masing-masing lokasi 10 Ha.
Jenis Bambu yang di tanam di dua lokasi tersebut
diantaranya jenis bambu tali, bambu gombong dan bambu hitam. Jumlah tanaman
bambu yang ditanam 5950 batang atau 297 batang per Ha.
Manfaat bambu
1. Bambu mampu menghasilkan
oksigen 35 % lebih banyak dari kayu keras
2. Bambu dapat menyerap air
hujan lebih banyak dari kayu keras, mampu menyimpan cadangan air bawah tanah.
3. Bambu memiliki system
perakaran yang kuat , yang mampu menahan terjadinya erosi. Adapun salah satu
jenis bambu yang kuat akarnya yaitu bambu ampel
4. Mampu lebih banyak menyerap
dan mengikat CO2,
5. Dengan pertumbuhan yang
relatif cepat dari kayu keras maupun kayu lunak, bambu pada saat umur 4-5 tahun
sudah siap panen atau di gunakan untuk digunakan sebagai pulp, industri bambu.
6. Mempunyai nilai ekonomis
lebih murah dari kayu keras
7. Mudah di dikerjakan, mudah
di bentuk sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan (industi,
rumah tangga, dan konstruksi).
Hasil
Kelompok Tani Harapan Jaya Desa Sukakerta Kec. Kadupandak Kabupaten Cianjur
Ketua
Kelompok Tani Sahrul
Budidaya Bambu
Bambu dapat diperbanyak
secara generative (biji) maupun vegetative (stek). Benih bambu sangat sulit
ditemukan karena bambu sangat jarang untuk berbuah dan akan berbuah
bila bambu sudah sangat tua, dan perbanyak tanaman bambu yang mudah dengan cara
vegetative (stek) : stek batang, stek cabang dan rhizome.
1. Stek cabang
Stek batang dapat
dilakukan pada jenis bambu yang memiliki tipe cabang yang menonjol, yaitu pada
bagian pangkal cabang yang menempel batang utama berbentuk seperti bonggol ,
dan bonggol tersebut yang digunakan untuk memperbanyak tanaman, adapun jenis
bambu untuk tipe ini diantaranya : ample hijau (B.vulgaris v vinnata), bambu
duri (B. blumeana), bambu petung (Dendrocalamus aspr)
2. Stek batang
Stek batang digunakan
pada jenis bambu yang tidak mempunyai bonggol atau cabang yang menonjol.
Perbanyak bambu jenis ini dengan memotong ruas bambu sebanyak 2 buku
yang berdiameter 5 cm, memiliki mata tunas yang menonjol pada bagian buku, umur
tanaman minimal 1 tahun ( baiknya tidak terlalu muda maupun terlalu tua).
Perbanyak tanaman bambu
pada jenis ini diantaranya : bambu petung (Gigantbochloa pseudoarundinacea) ,
bambu apus (G.apus), ampel gading, ampel hijau dan legi (G.atter)
3. Stek Rhizome
Dapat diperoleh dengan
cara membongkar tunggul bambu beserta akarnya, cara seperti ini dapat digunakan
bila jumlah sangat melimpah (ukuran rhizome kecil 6 cm. namun
penggunan ini kurang praktis dan sedikit lebih membutuhkan biaya.
Penanaman bambu
Penanaman bambu
dilakukan dapat dilakukan secara berdiri/vertical dan melintang/horizontal.
1. Pola vertical / berdiri
Digunakan pada stek
cabang, batang dan rhizome dengan cara menanam stek dalam posisi berdiri dengan
sebagian stek bagian bawah di tutup atau di timbun dengan tanah/media tanam
sekitar 10 cm. pola penanaman ini dapat menggunakan polybag.
2. Melintang/horizontal
Digunakan pada stek
batang dengan cara merebahkan stek batang pada media tanam selanjutnya di tutup
dengan media tanam dengan kedalaman 2-3 cm. metode ini sangat baik digunakan
pada saat kemarau.
Pemeliharaan stek
Stek yang sudah ditanam
di pemelihara kelembababnya , karena salah satu syarat keberhasilan perbanyakan
tanaman bambu dengan menyiram media secara teratur dan memperhatikan cuaca,
persiapan polybag dengan ukuran yang di sesuaikan disiapkan dengan media tanam
untuk dilakukan penyapihan tunas. Apabila tunas telah tumbuh dan berakar dapat
dipindahkan ke media sapih, pada stek batang apabila setiap buku tumbuh tunas
dan berakar dapat dipisahkan sesuai dengan jumlah buku yang ada (bila setiap
ruas buku ada tunas) dapat diperoleh bibit yang banyak. Tunas yang sudah
didapatkan dapat di tanam secara berdiri di polybag dan dipadatkan medianya
agar tunas dapat berdiri dengan tegak.
Pemeliharaan bibit
berlangsung 4 bulan sampai bibit siap tanam, dalam pemeliharaan hal yang
dilakukan dengan cara :
1. Penyiraman setiap hari atau tergantung cuaca.
2. Memangkas cabang atau ranting yang di anggap
menggangu
3. Pembersihan gulma
4. Pemupukan pada umur bibit 4 minggu sampai dengan
14 minggu, pemupukan menggunakan pupuk daun atau sejenisnya.
5. Bibit siap tanam bila sudah berumur lebih dari 4
bulan.
Penanaman bambu
Bibit bambu yang baik
menentukan baiknya pertumbuhan dilahan., ciri-ciri bibit yang baik untuk
penanaman diantarnya :
1.
Sehat, bebas dari hama
dan penyakit tanaman.
2.
Berbatang
tunggal
3.
Tinggi minimal 30 cm
diukur dari mata tumbuh tunas
4.
Jumlah daun min 4 helai
5.
Perakaran kompak.
Jarak tanam untuk
penanaman bambu dapat digunakan beberapa cara diantaranya :
1.
6m x 6m
2.
8m x 8m
3.
10m x 10m
Lubang tanam bisa 40cm x
40cm x 40cm atau 50cm x 50cm x 50cm
kerapatan tanam bambu
tidak lebih dari 400 batang/Ha guna menghasilkan tanaman bambu yang baik
Pemeliharaan
Pemeliharaan setelah
tanam untuk bambu sederhana dan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, yang
meliputi :
1.
Pemupukan dengan pupuk
organik cukup sekali pada saat tanam atau sebulan setelah tanam dengan dosis
3-5 Kg/batang.
2.
Pemupukan menggunakan
pupuk kimia urea dan TSP dosis 100 gr/batang satu kali pertahun, bisa pada saat
satu bulan setelah tanam, tiga bulan setelah tanam.
3.
Pembersihan gulma dalam
setahun cukup tiga kali
Pada saat pemeliharaan
bisa mendapatkan rebung yang bernilai ekonomis maupun untuk bahan pangan.
Bambu sebagai bahan baku
industri yang mempunyai nilai ekonomis dan bisa dijadikan bahan untuk investasi
di masa depan perlu di kembangkan guna menciptakan lapangan kerja, namun
keberadaan nya tidak bisa semerta-merta berdiri sendiri namun membutuhkan bapak
asuh, bimbingan dari pemerintah setempat, pihak swasta dan-lain-lain, terutama
untuk memasarkan hasil dari bambu baik itu bambu nya maupun hasil turunannya.
Penulis
Dicky A.md
Sahrul Ketua Kelompok
Tani Harapan Jaya Desa Sukakerta Kec. Kadupandak Kab. Cianjur
* Daftar Pustaka
- Budidaya Bambu Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
- Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Kab.
Cianjur, Kab. Bandung Barat dan Kota
Cimahi
Komentar
Posting Komentar