Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

RISALAH BENCANA BANJIR DAN KEHUTANAN

Perilaku hujan yang jatuh di atas lereng yang gundul akan yang berbeda-beda, hujan tersebut tidak tertangkap oleh tajuk maupun di tahan oleh lantainya, ataupun mengalir ke dalam sungai yang ditahan oleh kayu dan dedaunan yang jatuh dari pepohonan. tidak lebih dari setengah air hujantersebut akan menyerap ke dalam tanah seperti halnya dalam hutan, seperti telah dibuktikan dalam percobaan. hasil percobaan ini adalah bahwa sebagian air mencapai sungai dalam waktu yang sangat singkat, yang menjadi alasan mengapa banjir terjadi. tetapi pengaruh baik dari hutan terhadap banjir ini menjadi sangat penting halnya pada kondisi tutupan hutan melingkupi sebagian besar daerah aliran sungai. bahkan pda kondisi itupun banjir belum tentu dapat dicegah. lantai hutan, yang hanya terkait dengan air hujan yang jatuh dibandingkan dengan hutan yang lain, dapat mempengaruhi aliran air sapanjang aliran tersebuttidak menampung seluruh air yang jatuh. setelah lantai hutan jenuh menampung air tersebut, air huja

Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Provinsi Jawa Barat

Gambar
Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di lahan kritis dan lahan kosong merupakan salah satu upaya pemulihan kondisi suatu area yang berada di Daerah Aliran Sungai. Melalui kegiatan RHL diharapan dapat memulihkan kondisi DAS menjadi optimal sebagai pengatur tata air, sehingga dapat mengurangi terjadinya bencana (banjir, longsor, erosi). Adapun salah satu kegiatan RHL yaitu Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan.  Kondisi Lahan Kritis Adapun Landasan hukum dalam Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan terdiri atas : Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan; Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan; Peraturan Menteri Kehutanan No.01/Menhut-II/2004 tentang pemberdayaan Masyarakat Setempat di Dalam atau Sekitar Hutan Dalam Rangka Social Forestry; Permenhut P.16/Menhut-II/2011 tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mand

Hutan Pantai Cianjur di Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV

Gambar
Hutan pantai merupakan salah satu sistem ekosistem yang berada di pesisir pantai. keberadaan hutan pantai dibutuhkan pada kondisi pesisir berpasir, atau pesisir yang tidak bisa bisa tanami dengan tanaman bakau/mangrove. kondisi pesisir pantai yang berada di cianjur selatan  sekitar 40-60 % berpasir sehingga potensi tanaman sangat sedikit, ditumbuhi oleh rumput liar, tumbuhan berduri, pandan liar. kondisi seperti ini yang menjadi daya tarik pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi di pesisir pantai cianjur selatan untuk di dikembangkan menjadi hutan pantai. sebagai percontohan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Provinsi Kehutanan melaksnakan penanaman di lahan pesisir pantai untuk di jadikan hutan pantai yang dilaksanakan di Desa Cidamar Kec, Cidaun, Desa Sinar Laut dan Desa Tanjung Sari Kec. Agrabinta. Awal Penanaman Tahun 2015 Pengembangan Hutan Pantai di daerah tersebut mencakup luasan sekitar 15 Ha dengan potensi tanaman yang ditanam berupa Cemara Laut, K

Pengembangan Bambu di CDK IV Prov Jawa Barat

Gambar
Pengembangan Bambu di Kabupaten Cianjur Bambu sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang mempunyai potensi besar untuk mengganti/mengurangi  bagi industri berbasis bahan kayu. Pengurangan penggunaan kayu sebagai bahan baku dapat meningkatkan kualitas lingkungan hutan dan kualitas kayu secara tidak langsung. Bambu juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber makanan, terutama untuk tunas bambu/rebung. Keanekaragaman jenis bambu di Indonesia cukup dibanggakan karena 10 % dari jenis bambu yang ada di dunia ada di Indonesia sekitar 104 jenis dari 1250 jenis bambu Budidaya bambu mudah untuk dilakukan salah satunya dengan penanaman yang dilakukan dapat digunakan/dipanen berkali-kali tanpa menghilangkan seluruh tegakan rumpunnya. Pada tahun 20 1 5 Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV bekerja sama dengan kelompok tani yang berlokasi di dua desa dan dua kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur melakukan pengembang bambu, lokasi yang pengembangan bambu berada di Desa  S